Friday, October 22, 2010

Next Book?

Saya serrrinng ditanya 'kapan buku terbaru kamu terbit?'

Well, karena saya orangnya angot-angotan kalau nulis, maka jawaban yg paling sering keluar adalah 'Sedang dalam proses' alias masih ditulis..
Saat akhirnya satu cerita berhasil saya tamatkan, maka orang akan bertanya lagi, 'kapan terbitnya?'
Pertanyaan-pertanyaan ini bisa berulang kali ditanyakan oleh orang-orang yang sama. Beberapa di antara mereka juga menambahkan embel-embel 'kok lama?'
Atau 'Gimana sih caranya menerbitkan buku?' atau 'Bagaimana prosesnya?'

Kadang-kadang, pertanyaan-pertanyaan ini bikin saya pengen garuk-garuk aspal. Karena itu, saya mau share di sini aja yah, pengalaman saya mulai dari selesai menulis buku sampai buku itu ada di toko buku. Moga-moga berguna, atau paling gak, kalau nanti ada yang mengajukan pertanyaan yang sama ke saya, bisa saya jawab dengan 'Bo, lo baca aje blog gue ye.. ' J

Okeh, lets begin.
  1. Anggap proses menulis (pernah di bahas di sini) sudah selesai, naskahmu sudah dikirim ke  penerbit, (untuk kasus saya, saya kirim langsung ke Yang Mulia Paduka Editor) J
  2. Menunggu
  3. Setelah diperiksa editor, ada beberapa kemungkinan : naskah kamu di tolak mentah-mentah, kamu diminta untuk merevisi naskah untuk 'mencoba lagi', atau naskah diterima dengan catatan kamu harus melakukan revisi. Ada juga sih (mungkin) yang naskah langsung diterima tanpa catatan apa-apa. Tapi kalau begini, kayaknya gak asik banget deh.. beneran. Saya pribadi berpikir, setiap naskah, pasti ada flawnya, dan edior yang baik akan mampu melihat flaw itu dan meminta penulis untuk memperbaiki. Jadi kalau editornya nggak bawel, patut dipertanyakan!
  4. Saya merevisi naskah, kirim balik ke editor
  5. Di suruh revisi lagi
  6. proses 3-5 bisa terjadi berulang kali
  7. editor ok dengan revisi
  8. menunggu (untuk antri di edit, bisa lama atau sebentar, tergantung publishernya. I think the bigger, the longer.. hehe)
  9. mulai editing proses.. Tidak tertutup kemungkinan masih ada permintaan untuk revisi.
  10. sign kontrak
  11. proof read (by.. everyone, the more the merrier)
  12. proof read akhir
  13. diskusi cover - biasanya penulis diminta idenya, kira2 cover model macam apa yang diminta lalu publisher akan mencari designer yg cocok.
  14. tambahan-tambahan dari penulis, misal terimakasih, dll
  15. lay out - juga urusannya publisher
  16. terbit
  17. saatnya penulis banyak-banyak berdoa biar bukunya laku, promosi, dsbJ

Poin di atas tidak mutlak yah. Mungkin cara kerja dengan penerbit lain berbeda. Tapi yah itu bisa dijadikan gambaranlah.. Paling tidak itu yang saya alami.
Poin-poin tersebut juga tidak mutlak berurutan, tapi bisa acak. Intinya, writing is a work that needs your commitment. It's a hard work. Looong and slow process..

Mungkin dari penjelasan di atas, kamu melihat banyak sekali kata 'revisi'. Memang betul.. sedari proses menulis-nya itu sendiri, sampai proses editing yang namanya revisi bisa dilakukan puluhan bahkan ratusan kali.
Jangan juga meremehkan proses editing. Kerja editor itu bukan hanya periksa typo, EYD atau tanda baca yang baik dan benar, tapi juga memastikan tulisan terpoles dengan baik, memperbaiki kekurangan penulis, membuang yang tidak perlu dan sebagainya.
Proof read juga diperlukan karena seorang penulis butuh masukan dari point of view orang lain. Sering penulis terlibat terlalu dalam pada suatu cerita sehingga melupakan beberapa detil. Contoh, di buku pertama saya, saya sempat salah menghitung masa kehamilan si tokoh utama. Untung kesalahan ini ditemukan dan bisa diperbaiki sebelum naik cetak. Atau yang paling sering terjadi, penulis 'lupa' memasukan beberapa detil yang seharusnya berfungsi menunjang cerita. Editor/Proof reader bisa meminta penulis untuk menambahkan detail ini sehingga jalan cerita atau deskripsi si tokoh bisa lebih dipahami pembaca.

Nah, sekarang balik lagi ke pertanyaan di atas.
Kapan buku terbaru saya terbit?
Jawabannya... Insya Allah akhir tahun ini yah J
Wish me luck!


No comments:

Post a Comment