Mungkin kedengerannya keren, canggih, cool, padahal mah kenyataanya malah suka ajaib.
Gimana nggak jadi aneh kalau yang keluar adalah kalimat macam begini:"Eh eh, Jo.. Ne.. Ne.. Jangan! Doe the door niet dicht please?"
Biasanya, 3 oknum yang suka melalukan pemerkosaan bahasa itu (tsaaah) suka nggak ngeh saking terbiasanya. Yang senyum senyum malah orang-orang yang ngedenger omongan kita.
Kolega di kantornya Jo yang dulu suka 'nguping' kalau Jo telponan sama saya. Katanya lucu ngedenger dia campur aduk ngomong bahasa belanda campur enggres.
Kangmasbul emang susah ngilangin kebiasaannya ngomong Inggris sama saya. Nggak tau kenapa. Padahal udah banyak yang 'marahin' dia karena kebiasaannya berbahasa inggris sama saya, bikin kemajuan bahasa belanda saya macet. Lah gimana enggak, kan harusnya dia jadi patner saya memraktekan bahasa belanda saya. Eh ini dia malah ngomong bahasa Ingriss mulu sama saya.
Kocaknya, saya sendiri suka ngotot berbahasa belanda sama dia, walaupun tetep dijawab bahasa ingris sama jo.
Pernah suatu hari, kami pergi ke toko dan nanya ini itu sama si penjaga toko sebelum beli sebuah barang. Eh si mas (yang orang belanda juga) ngejawab semua pertanyaan saya dengan bahasa belanda, dan giliran jo yang nanya, si mas jawabnya pake bahasa inggris.
Baru beberapa saat kemudian saya dan Jo nyadar terus ngejelasin ke dia kalau dia boleh ngomong bahasa belanda juga ke Jo, Jo bakal ngerti kok.. hihihi..
Lah, sesama londo kok malah ngomong ingriss.. hihihi
Anehkan?
Kalau lupa satu kata dalam bahasa asing mungkin masih wajar, lah tapi kalau lupa bahasa ibu sendiri.. rada gak wajar yah? Eh tapi itu beneran kejadian loh sama saya..
Satu hal yang saya sesali, adalah saya nggak konsisten menggunakan bahasa indonesia sama alyssa.
Alasannya, banyak.
Salah satunya; biar ringkes. Kan si Jo (dan keluarganya) nggak bisa Bahasa Indo, jadi biar mereka ngerti juga dan terlibat dalam percakapan dan saya gak perlu dua kali ngomong, akhirnya saya kebiasaan ngomong bahasa belanda sama si neng.
Akibatnya, ya gitu deh, bahasa Indo si neng jadi di bawah levelnya si Cincha Laura.. hihi
Sebenernya neng lumayan bisa sih Berbahasa Indo. Paling gak, secara pasif dia mengerti, cuma aktifnya aja yang kurang. Mungkin itu salah satu sebabnya, si neng suka rada jutek kalau diajak ngomong orang Indo - padahal kan biasanya dia bawel abis-. Kebayang gak sih, anak centil dan cerewet tiba-tiba 'gak bisa' ngomong? Yang ada dia frustasi..haha
Sekalinya neng ngomong, karena suka kebolak balik dan lafalnya 'sok bule', jadi banyak yang ngetawain, trus si neng ngambeg deh.. hihihi
Eh tapi gak selalu juga sih.
Makin gede, si neng makin sok pede dan mungkin dia menyadari kalau aksennya is actually cute and can be 'used' to manipulate people.. :)
Mungkin kapan-kapan saya mesti bikin pos khusus berjudul 'neng berbahasa indo'.. :)
Oya, balik lagi ke bahasa, terkadang emang susah mencari padanan bahasa tertentu dalam bahasa asing (atau malah gak ada sama sekali?).
Misal, resentment, sampai sekarang saya susah nemuin padanan bahasa indo yang tepat. kebencian? kemarahan? sebelkeselcampurgregetgemes?
Dan bagaimana dengan 'gemes'? Apa bahasa Inggrisnya?
Kemaren ini saya baru ngeh, kenapa Alyssa nggak pernah memakai kata 'pulang' biarpun sudah diajarkan beberapa kali.
Waktu di Indo kemaren, setiap kali dia minta 'pulang', dia akan ngomong 'Ayo, kita ke rumah Ito Suwandi' (= Ito Suwandi itu nama oom saya, yang dengan sangat tidak sopannya dicomot alyssa begitu saja, tanpa embel-embel mbah/oom/pakde/paklik.. hihi).
Bolak balik dikasih tau 'ayo pulang', tetep aja nggak inget-inget.. Paling banter dia ganti jadi 'ayo pergi ke rumah' :)
Pikir punya pikir, ternyata emang gak ada kata 'pulang' dalam bahasa belanda (bahasa ibu alyssa).
Kalau kita mau bilang 'pulang' dalam bahasa belanda, kita harus bilang 'naar huis gaan' yang kalau diterjemahin satu-satu artinya 'pergi ke rumah'.
Makanya, otak Alyssa susah menerima kata 'pulang', bisanya 'pergi ke rumah...'
Kalau saya perhatiin lagi, banyak orang belgia yang walaupun bahasa ingrissnya lancar, tapi suka salah kalau saat ngomong 'teach/learn'. jadi kalau pengen bilang 'can you teach me how to do this?' mereka suka kebalik ngomong 'can you learn me how to do this?'.
Baru belakangan saya tau, kalau di bahasa belanda, cuma ada satu kata 'leren' yang 'berfungsi ganda' untuk kata belajar dan mengajar. So, a teacher 'learn' and a student also 'learn'.
On second thought, when you teach you actually also learn, simultaneously. iya gak sih?
Ah udah dulu deh, kapan-kapan disambung lagi.
See you. Tot volgende keer. Sampai jumpa!
Kalau saya perhatiin lagi, banyak orang belgia yang walaupun bahasa ingrissnya lancar, tapi suka salah kalau saat ngomong 'teach/learn'. jadi kalau pengen bilang 'can you teach me how to do this?' mereka suka kebalik ngomong 'can you learn me how to do this?'.
Baru belakangan saya tau, kalau di bahasa belanda, cuma ada satu kata 'leren' yang 'berfungsi ganda' untuk kata belajar dan mengajar. So, a teacher 'learn' and a student also 'learn'.
On second thought, when you teach you actually also learn, simultaneously. iya gak sih?
Ah udah dulu deh, kapan-kapan disambung lagi.
See you. Tot volgende keer. Sampai jumpa!
Iihh, relate banget nih sama gue.
ReplyDeleteAda untungnya sampe saat ini gue belum bisa bahasa sini, jadi gue konsisten ngomong ke Kai pake bahasa Indonesia. Tapi gue ngerasain sih, metode OPOL bukan sekedar konsisten ngomong ke anaknya pake satu bahasa tertentu, tapi juga konsisten benerin anaknya ngomong kalo salah, benerin anaknya kalo ngomong campur2 dll yang ternyata berat banget.
Sekarang kosa kata Suomi Kai jauh lbh banyak dr Indo-nya, gue ngerti sih apa yang dia bilang tapi suka kelupaan aja mengulangnya dalam bahasa Indonesia. Spt kaya kata lo, pengennya yg cepet2 aja, wong sama2 ngerti kok, ribet kalo pake diulang2.
LOL yuk mari. Problem gue in the upcoming years nih bakalannya. Kalo ipar gue yah, kasusnya lebih ajaib lagi Fan, kakak ipar gue cewek orang Prancis (yaiyalah hihi) lakinya org Latvia-Rusia, tinggal di London. Baby Dimitri punya 3 bahasa sejak dia lahir. Kalo sama "maman"-nya dia cuma ngomong bahasa Prancis. Kalo sama "deda"-nya dia ngomong bahasa Rusia. Kalo sama nanny dan temen sekolah, pake bahasa Inggris. Dia suka nyampur2 sih dulu, skarang udah mendingan jauh :)
ReplyDeleteGue harus konsisten kayaknya nih ya.
Rika dan Meta,
ReplyDeleteas always ya.. teori gak segampang praktek..
eh tapi ada temen gue yg keukeh ngomong Indo ke anaknya tapi begitu anaknya sekolah, yah langsung yg kepake bahasa 'bapak'. Indonya kelupaan. Lingkungan tetep ngaruh gede ya bowww.
Met, mungkin buat lo lebih gampang ngajarin Louis indo selama dia tinggal di sana.
si neng suka gak suka kl gue ngomong indo sama dia, tapi kalau pas kita pulkam, surprisingly dia pick up very quickly. Mungkin krn basicnya udah ada kali yah.. tapi ya gitu deh.. ala cincha.. haha
hahaha ribet banget ya punya rumah tangga multilingual? =D eh btw fan, gemes itu emang gak ada bhs inggrisnya. gw waktu itu pernah ngebahas juga sama si bule2 amrik sampe gempor, tetep nggak sukses menemukan padanannya =p
ReplyDeleteastrid, iya gak ada yah.. haha
ReplyDeletetadi gue pas di wc tiba2 mikir, 'ngeden' juga gak ada..
paling push, tapi push kan nggak spesifik untuk 'mengeluarkan sesuatu dari perut melalui an*s* haha..