Monday, September 19, 2011

wil je met me trouwen?

Gara-gara kemaren ikutan #willumarry me di twitter, saya jadi nostalgila deh, keinget jaman-jamannya dilamar -eh apa melamar?- dulu :-)

Lupa tanggal percisnya, tapi kayaknya sekitar april-may 2003.
Waktu itu saya lagi telpon-telponan di kost-kostan ama si pacar bule. Eh maksudnya saya di kos-kosan, si mantan pacar mah di belgia.. hihi.
Trus, out of the blue, saya nanya:
"How do you say 'will you marry me"' in Dutch?"
Dia jawab, "Wil je  met me trouwen?"
"Ik wil (= I do)" jawab saya, kalem.
Hahaha, gotcha mas bule!!!

Trus gimana reaksi si Jo?
Ternyata dia malah senang saudara-saudara. hihi.
He took it seriously, dan saya rasa dia lega gak perlu deg-degan inisiatif nanya karena sekarang toh dia udah tau jawabannya. Menurut dia, saat itu juga kita udah 'tunangan'.
Wakkksss, saya yang panik. Tidaaaaaaaaaak.. aku kan belum mau kawin.
Orang cuma bercanda kok kakakkkkkkkkkk.
Saya coba meralat dengan bilang yang barusan itu kan cuma maen-maen.
Eh dia gak mau tahu.
Mampus lo Fan, mampus!!!
Hahahahaha
Tapi ya udah, saya bilang aja kalau dia emang beneran mau lamar saya, then he has to do it properly.
Because the first one, was technically done by me.
Ih, nggak sudi dong, emang eike cewek apaan..huihihihi

Jadilah beberapa bulan kemudian, Juni 2003, he proposed  on his bended knee in Denmark.
Tapi gak pake cincin dengan alesan dia gak tau ukuran jari saya... jadinya cincinya dituker gelang,dan itupun dia ngaku kalau gelangnya yang milihin adeknya, karena dia gak tau cara milih gelang. mhuahahaha

But I said yes.

I did have cold feet a couple of times after that. Pengen batalin aja deh nikahnya habis tatuuut. But he was always there. Selalu ngeyakinin saya kalau we should be together. No matter what. Mo ada angin badai ujan apalah entar, ya entar aja dipikirinnya yang penting kita selalu sama-sama dan pasti akan bisa melewatinya sama-sama juga. Saking keukeuhnya dia, jadilah saya membatalkan niat saya jadi 'runaway bride' :)

So 8 tahun yang lalu, di akhir bulan September seperti sekarang, Mas Bule melangkahkan kaki untuk pertama kalinya di Jakarta untuk menikahi cewek (cantik :p) pilihannya.
Kadang saya jadi mikir, apa jadinya cerita cinta kita berdua tanpa disertai semua kenekadan dan kekeraskepalaan dua tokoh utamanya???
:p

No comments:

Post a Comment